Minyak Gosok cap Tawon Asli

Minyak Gosok Cap Tawon adalah produk obat-obatan yang wajib dimiliki oleh keluarga. Minyak Gosok cap Tawon diproduksi oleh PT. Tawon Jaya Makassar sejak tahun 1912 di Makassar.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Showing posts with label Perubahan Iklim. Show all posts
Showing posts with label Perubahan Iklim. Show all posts

Saturday, March 27, 2010

1.200 Lokasi Terkenal di Dunia Akan Gelap Gulita

Sebanyak 1.200 tempat terkenal di dunia, termasuk Piramida di Mesir, Menara Eiffel di Prancis, dan Kota Terlarang di China akan gelap gulita Sabtu 27 Maret 2010.

Gerakan ini bersama dengan jutaan orang dari berbagai negara. Mereka akan mematikan lampu dalam momen "Earth Hour", sebuah gerakan akar rumput bertujuan untuk memerangi perubahan iklim.

Tahun ini, memasuki tahun keempat, event ini akan menjadi event terbesar dengan ribuan kota di 125 negara bersiap untuk ambil bagian dalam gerakan ini. Sebanyak 37 negara yang tahun lalu belum turut serta, tahun ini ikut berpartisipasi.

Meski Konferensi Kopenhagen menghasilkan output lembek dan baru-baru ini muncul kontroversi terkait teori-teori mengenai perubahan iklim.

Publik masih berharap akan ada tindakan nyata untuk menghindar dari bencana pemanasan global, seperti yang dikatakan penggagas Earth Hour, Andy Ridley.

"Semacam ada kelelahan publik pada faktor politik yang mengelilingi (isu perubahan iklim), tetapi warga dunia lebih sangat termotivasi tahun ini dibanding tahun lalu," kata Ridley pada sebuah kantor berita seperti dikutip surat kabar Straits Times.

Ditangani oleh organisasi konservasi lingkungan, WWF, "Earth Hour" dicanangkan pertama di Sydney, Australia, pada tahun 2007. Dengan 2,2 juta orang mematikan lampu di rumah dan kantor selama 60 menit merujuk pada konsumsi listrik dan polusi karbon di dunia.

Kampanye itu melaju ke tingkat global pada tahun berikutnya, dan hari ini, lebih dari 1.200 tempat-tempat terkenal di dunia akan mematikan penerangan pada pukul 8.30 malam waktu setempat.

Salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta,
Grand Indonesia, siap berpartisipasi dalam ajang Earth Hour 2010. Beberapa titik di pusat perbelanjaan itu akan dipadamkan selama 1 jam.

"Pemadaman listrik dari jam 20.30 sampai 21.30 WIB ini, akan mengurangi konsumsi listrik sekitar kurang lebih 2 Megawatt atau 2 juta Watt," kata Teges Prita Soraya, Senior Marketing Communication Manager, Grand Indonesia ShoppingTown, Jakarta, Jumat 26 Maret 2010.

Monumen Nasional termasuk ikon Jakarta yang mengikuti aksi global Earth Hour 2009 yakni pemadaman listrik selama satu jam. Namun tak semua bagiannya dimatikan listriknya: puncak Monas masih bercahaya.

Monas merupakan satu dari lima ikon yang dimatikan listriknya pukul 20.30-21.30 ini. Empat ikon lainnya itu yakni Bundaran Hotel Indonesia, Gedung Balaikota Jakarta, Patung Pemuda, dan Air Mancur Arjuna Wiwaha.

Namun saat pemadaman resmi dilakukan di Balaikota Jakarta, puncak Monas ternyata masih benderang. Ratusan peserta aksi global di Balaikota melihatnya dengan jelas, termasuk Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo.

"Menurut aturan, lampu di puncak Monas memang tak boleh dimatikan sepanjang negara kesatuan masih ada," kata Fauzi Bowo, menjelaskan, Sabtu 28 Maret 2009.

Pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang Orchard Road, Singapura pun akan ikut memperingati Earth Hour dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan selama sekitar satu jam sebentar malam.

Lebih dari sepuluh pusat perbelanjaan (mall), termasuk mal-mal baru, di sepanjang jalan padat wisatawan ini mematikan lampu mulai pukul 8.30 malam waktu setempat.

Pelaksana kampanye menyebut event ini sebagai "24 jam gelombang harapan dan aksi".

Earth Hour akan menjadi program reguler Ibu Kota. Gerakan mematikan lampu dan perangkat elektronik selama satu jam ini akan dijadwalkan setiap Sabtu malam terakhir di akhir bulan.

sumber

Saturday, January 23, 2010

Menjaga Lingkungan Melalui Uji Emisi Kendaraan Bermotor

Pemerintah Indonesia khususnya pemerintah DKI Jakarta telah lama mencanangkan program uji emisi bagi kendaraan pribadi dan angkutan umum. Program ini bertujuan untuk dapat mengurang tingkat polusi udara di kota-kota di seluruh Indonesia. Namun, pada kenyataannya program ini kuramg bermasyarakat dan mendapat tanggapan dari pengguna kendaraan bermotor. Selain keberadaan hutan kota, program uji emisi ini pantas mendapat dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat. Uji emisi sangat diperlukan untuk menghindari polusi sekaligus demi kebersihan lingkungan udara di seluruh kota di Tanah Air.

Langkah ini merupakan wujud nyata turut mengurangi dampak pemanasan global yang diakibatkan gas buang dari berbagai kendaraan bermotor yang digerakkan bahan bakar fosil. Melihat fakta bahwa kebanyakan kota di Tanah Air, khususnya Jakarta sebagai Ibukota sudah dalam kondisi sangat memprihatinkan dan berbahaya bagi kesehatan warganya.

Di tengah isu perubahan iklim, sekaranglah saat yang tepat untuk menciptakan lingkungan bersih di seluruh kota di Indonesia.
Kita tak perlu menunggu sampai makin banyak orang mengalami gangguan pernapasan akibat polusi udara yang tidak sehat.
Untuk menerapkan program ini dengan lancar, pemerintah setempat perlu mendorong bengkel swasta untuk mengadakan standar tertentu guna bisa melakukan pengetesan emisi kendaraan bermotor.

Masyarakat pemilik kendaraan bermotor harus sadar untuk melakukan uji emisi secara berkala. Dengan kata lain, seluruh stakeholder -kepolisian lalulintas, kementrian linglungan hidup dan perusahaan-perusahaan automotif diharapkan bersinergi guna menyukseskan program uji emisi demi menjaga lingkungan udara.

Kedepan, pemerintah perlu mempersiapkan bahan bakar alternatif penggganti BBM dari fosil seperti bio-cell atau electric power untuk kendaraan bermotor. Langkah ini penting perlu diupayakan jauh-jauh sebelumnya guna mencipatkan kota-kota sehat. Kota sehat warga sehat!

sumber

Monday, December 21, 2009

Bagaimana Menyikapi Dana Iklim Uni Eropa yang Tidak Cukup?

Pemanasan global mengancam berbagai masyarakat dunia yang tidak berdaya. Negara-negara berkembang dan badan-badan bantuan mengecam janji dana terbaru dari negara-negara kaya untuk menangani pemanasan global.
Menurut laporan BBC, Para pemimpin Uni Eropa mengakhiri pertemuan puncak di Brussels dengan menyepakati dana sebesar US$10,6 miliar dalam waktu tiga tahun untuk membantu negara-negara miskin menangani dampak perubahan iklim.

Dana bantuan dari Uni Eropa ini adalah bagian dari paket "awal cepat" global yang sedang diperdebatkan dalam KTT perubahan iklim di Kopenhagen.

Tetapi para pemimimpin negara-negara yang lebih miskin menyebut jumlah itu tidak cukup.

Dana itu merupakan sumbangan Uni Eropa terhadap paket yang diajukan sebesar US$10 miliar per tahun yang dimaksudkan untuk membantu Afrika, negara-negara pulau dan berbagai negara rentan lain untuk menghadapi perubahan iklim mulai bulan Januari mendatang sampai tahun 2012.

Dana itu dapat membantu mereka mendorong upaya pertahanan daerah pantai, menangani kekeringan, mencegah penebangan hutan dan menggunakan lebih banyak energi matahari dan angin.

Nah, bagaimana menyikapi bantuan dana sekecil itu?

Jangan selalu tergantung kepada negara kaya. Bagi Indonesia, mungkin akan terfokus pada pengelolaan hutan.
Lalu bagaimana dengan anda sediri? Langkah apa yang anda lakukan untuk membantu mencegah maakin parahnya pemanasan global, perubahan iklim, yang berdampak buruk bagi masyarakat yang tidak berdaya itu?
Hal-hal sekecil apapun yang anda lakukan akan sangat bermanfaat jika banyak orang yang melakukan hal yang sama.
Contoh kecil saja, menggunakan kendaraan bermotor seperlunya, atau gunakan sepeda sebagai pengganti kendaraan bermotor; lakukan penghijauan di sekitar anda, minimal di pekarangan rumah anda, jangan justru menjadi pelaku pembabatan hutan secara brutal.

Anda punya ide?
(Sumber foto: BBC)

Monday, December 14, 2009

Lingkungan : Pecahnya Suara Negara-Negara Berkembang pada Perundingan Iklim PBB di Kopenhagen

Salah satu tema yang menjadi kategori dalam kompetisi The BOBs Deutsche Welle ialah Perubahan Iklim. Itulah sebabnya, saya tertarik mengangkat tema itu dalam tulisan ini.

Menurut laporan BBC, pada hari ketiga perundingan iklim PBB di Kopenhagen, menyebutkan bahwa suara negara-negara berkembang terpecah. Negara-negara pulau kecil dan negara miskin Afrika yang rentan terhadap dampak perubahan iklim menghendaki kesepakatan yang mengikat lebih keras secara hukum daripada Protokol Kyoto. Namun posisi itu ditentang oleh negara-negara berkembang kaya seperti Cina, yang khawatir bahwa langkah yang lebih tegas akan menghambat pertumbuhan ekonomi mereka.
Sedangkan negara kecil di Pasifik, Tuvalu, menuntut perundingan ditangguhkan hingga masalah tersebut dipecahkan, dan tuntutan itu dipenuhi.

Perpecahan di blok negara berkembang ini luar biasa tajam, mengingat mereka biasanya cenderung berbicara dengan satu suara.

Jururunding Tuvalu Ian Fry menegaskan
tuntutan negaranya agar usulnya mengenai protokol hukum baru dibahas penuh tidak bisa ditawar-tawar. Tuvalu mengajukan usul tersebut ke konvensi iklim PBB enam bulan lalu. Seruan ini didukung oleh beberapa anggota lain Perhimpunan Negara Pulau Kecil (AOSI), termasuk Kepulauan Cook, Barbados dan Fiji, dan beberapa negara miskin Afrika, termasuk Sierra Leone, Senegal, dan Cape Verde.

Sebagian negara mengulangi tuntutan negara-negara pulau kecil bahwa kenaikan suhu bumi dibatasi hingga 1,5'C, dan konsentrasi gas rumah kaca stabil pada kadar 350 ppm bukannya 450 ppm seperti yang dikehendaki oleh negara maju dan beberapa negara berkembang utama.

Negara-negara yang ekonominya tumbuh pesat seperti Cina, India dan Afrika Selatan menentang target 350 ppm, sebab mereka melihat memenuhi target tersebut akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam konferensi di Kopenhagen, mereka juga menentang seruan Tuvalu mengenai protokol baru yang mengikat di samping Protokol Kyoto yang sudah ada. Mereka berpendapat konvensi yang ada dan Protokol Kyoto sudah cukup tegas.

Namun, kesepakatan yang ada tidak cukup tegas bagi negara-negara lebih kecil dan lebih rentan. Mereka terancam akan mengalami kerugian lebih besar akibat kenaikan permukaan air laut dan juga kesulitan ekonomis dari perjanjian yang keras.

Seperti saya pernah tulis di dalam artikel saya yang lain, bahwa pemanasan global itu sudah menjadi hukum alam. Tanpa industri besar pun pemanasan global akan tetap terjadi. Tapi, aktifitas manusia lah yang mempercepat dan memperparah kondisi itu. Produksi emisi gas rumah kaca akan terus meningkat dengan pesat jika semua negara khususnya negara maju tidak mengurangi produksi emisi gas rumah kaca mereka.
Masalahnya, lebih banyak orang-orang yang memikirkan diri sendiri ketimbang memikirkan orang lain dan lingkungannya. Menurut beberapa negara maju, mengurangi produksi emisi gas rumah kaca itu berarti mengurangi produksi / hasil industri mereka, sementara biaya operasional semakin naik, disamping itu, berkurangnya produksi berarti berkurangnya pendapatan negara.

Lihat saja kan? Negara berkembang saja sudah mulai memikirkan diri sendiri-sendiri. Bagaimana menurut anda?