Wednesday, July 09, 2008

Alat Penghemat Listrik dan Tips Menghemat Listrik

Tadi siang, saya kedatangan seorang sales yang menawarkan alat penghemat listrik (sebenarnya sudah sering ditawari alat semacam ini namun baru saya posting), sales tersebut menjelaskan secara gamblang tentang kegunaan alat ini yang dapat menghemat listrik hingga 40% tanpa mengurangi pemakaian listrik, dan dengan pemasangan yang sangat mudah, yaitu hanya mencolokkan ke kotak kontak yang ada di dalam rumah.
Sebenarnya, alat semacam ini pernah dipasang di rumah, dan sudah pernah juga dipasang dengan yang dihubung seri dengan rangkaian, tapi menurut mertua saya, karena kebetulan saya belum tinggal di sini, pembayaran listrik selama 1-2 bulan sempat menurun (tidak tahu apakah menurun karena memang kurang pemakaian), tapi 3 bulan kemudian justru naik 2x lipatnya, dan diantara beberapa orang yang menggunakan alat tersebut, mengatakan alat tersebut tidak menurunkan pembayaran tagihan listrik secara signifikan.

Sebenarnya alat seperti ini hanya berisi kapasitor bank yang harganya berkisar Rp. 35-50 ribu, dan setelah dipaket dalam kemasan praktis, mungkin harganya menjadi Rp. 75 ribu, paling banyak Rp. 100 ribu, kemudian dipasarkan secara MLM seharga sekitar Rp. 250 ribu.

Ada pro kontra mengenai alat penghemat listrik ini, yang kebanyakan mengatakan alat ini tidak mengurangi tagihan listrik secara signifikan.

Untuk lingkungan perumahan, PLN hanya menghitung daya aktif saja, sedangkan daya reaktif (semu)nya tidak alias gratis, dan untuk menghemat transmisi daya, PLN memasang kapasitor pada gardu induk. Itulah sebabnya sebagian besar orang berpendapat bahwa alat tersebut tidak efektif. Apalagi jika pembayaran tiap bulannya hanya dibawah Rp. 100 ribu, maka sangat dianjurkan untuk tidak usah menggunakan alat tersebut.

Prinsip dasar dari kapasitor ini ialah memperbaiki faktor daya (cos phi), dan berlawanan dengan induktor. Jika di rumah anda banyak digunakan peralatan yang bersifat induktif (yang menggunakan motor listrik atau trafo step down), maka alat ini dapat mengurangi resiko pemutusan MCB.

Masalahnya, sales dari peralatan ini kebanyakan terlalu bombastis mempromosikan alat ini, sampai-sampai mengatakan bisa menghemat 70%, kalau 5% sih masuk akal. Kenapa kok PLN tidak pernah menganjurkan menggunakan alat penghemat listrik?, melainkan mengurangi pemakaian listrik jika tidak dibutuhkan. Apakah karena kalau menggunakan alat ini justru membuat PLN menderita kerugian karena berkurangnya pemasukan?

Ketika saya ditanya, berapa pembayaran rekening listrik anda sebulan? Saya jawab "Sekitar Rp. 300 ribu". Wah, mahal sekali. Kalau menurut saya, mungkin itu wajar saja, karena sering lampu menyala tapi tidak digunakan, misalnya di kamar mandi atau di dapur, TV menyala tapi tak ada yang nonton, komputer menyala walaupun yang tadi kasih nyala sudah tidur, kulkas ada 2, yang satu gede 1x0,5x1 m meskipun isinya cuma bumbu dapur. wartel nyala 4 KBU meskipun yang terisi hanya 1-2. Kalau menurut anda gimana? Terlalu mahal ngga ya?

Nah, sekarang, ada beberapa tips untuk menghemat listrik, beberapa diantaranya adalah
- menggunakan listrik sesuai dengan kebutuhan, bukan sesuai dengan keinginan saja alias semaunya.
- mengurangi pemakaian listrik pada beban puncak yaitu antara jam 18.00-22.00,
- menghindari pemakaian peralatan listrik secara bersamaan,
- gunakan kabel listrik yang berdiameter cukup, minimal 2 mm dengan kualitas isolasi yang lebih baik (misalnya kabel NYY-HY),
- periksa sambungan kabel jangan sampai ada yang longgar,
- gunakan lampu yang hemat listrik, ganti lampu pijar anda, karena lampu pijar sebagian energinya terbuang menjadi energi panas,
- jangan terlalu banyak titik percabangan, maksimal 3 titik percabangan dalam setiap sambungan kabel.

Itulah beberapa uraian mengenai alat penghemat listrik dan tips-tips menghemat listrik. Jadi sekarang, tinggal anda yang menentukan, mau menggunakan alat penghemat listrik atau mau menghemat listrik dengan tips-tips di atas?
Karena saya juga tidak memvonis bahwa alat penghemat listrik itu bohong atau melarang anda menggunakannya, karena itu dapat merusak mata pencaharian orang lain. Kan lebih baik menjual alat seperti itu dari pada mencuri, asalkan yang mempromosikan barang tersebut tidak membohongi calon pembeli, karena kalau membohongi, ya apa bedanya.....

5 comments:

Believe it or not to this products just time for the answer. Mungkin untuk menambahkan sedikit wawasan dan cara kita menilai, saranku coba lihat di situs negara lain atau yg terdekat tetangga kita Malaysia atau Singapur. Bagaimana mereka menyikapi produk-2 seperti itu, bisa jadi kita ketinggalan lagi dalam ber-opini, sbg contoh di: http://forum.lowyat.net/topic/691531/+0#entry17231470
Buat bung Summase Sanjaya semoga sukses ya ...

http://forum.lowyat.net/topic/691531/+0#entry17231470

Kutipan dari : http://www.tribunpekanbaru.com/content/video/4317

Menurut pendapat saya PLN takut utk mengakuinya karena jika alat itu memang benar maka PLN harus ganti rugi kepada pelanggan atas kerugian yg ditanggung masyarakat selama ini artinya ada biaya induksi yg sudah dibayar pelanggan selama puluhan tahun. Kalau teorinya sih alat itu masuk di akal nih coba buka pelajaran fisika di : http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/167/44/ Trims, semoga bermanfaat

Posted by: Supriyadi | Kamis, 12 Februari 2009 | 00:21 WIB

Dedy S*JonBut: Thanks atas komentarnya

trus, trus...
skrg gimana dong?

perasaan masih aja beredar
alat2 stabilizer gituan
di masyarakat awam....

emang bener,
harganya pasti above dr 100 rebu rupiah...

hahaha, acem dong?
salesnya dateng bukan dari PLN kan yah? masalahnya mereka dateng ngga pake tanda pengenal PLN... huhuhuu