Wednesday, October 15, 2008

Kemiskinan

"Satu dari dua anak di dunia ini hidup dalam kemiskinan".

Hari ini, di Hari Aksi Blog, di seluruh dunia para blogger telah bersatu untuk memposting satu tema, yaitu kemiskinan.

Kemiskinan merupakan masalah dan bencana global serta isu yang populer. Kemiskinan erat kaitannya dengan penderitaan hidup akibat serba kekurangan, kekurangan harta, kekurangan makanan maupun air bersih, kurangnya pendapatan keluarga, jangankan beli rumah atau kendaraan, beli pakaian saja susah, untuk dimakan saja kadang tidak ada. Tak ada uang untuk berobat jika sakit, jika mereka sakit, mereka hanya berdoa dan menunggu ajal.
Kemiskinan juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Miskin ilmu karena tidak sempat duduk di bangku sekolah, bukankah di awal abad ke-21 hampir 1 milyar orang yang tidak tahu membaca atau menulis nama mereka? Dan miskin yang paling memprihatinkan namun orang tidak menyadarinya adalah miskin moral/agama.

Kemiskinan merupakan suatu penyakit ekonomi dan sosial yang menjangkiti tak hanya negara-negara miskin, tapi juga negara-negara kaya.

Di Indonesia, termasuk di Makassar, kemiskinan masih menjadi salah satu kampanye baik pada pemilihan gubernur maupun pada pemilihan walikota.

Kemiskinan makin bertambah akibat kenaikan BBM beberapa waktu yang lalu yang berdampak pada naiknya harga kebutuhan pokok. Kemiskinan juga berbanding lurus dengan meningkatnya inflasi.

Meningkatnya kesenjangan antara yang kaya dan miskin makin membuat terpuruk orang-orang miskin, sementara orang kaya makin kaya, begitu juga antara negara kaya dan miskin (berkembang) yang disebabkan oleh kapitalisme modern, dan yang memprihatinkan, justru kesediaan untuk memberikan bantuan dari negara kaya seperti Amerika Serikat tidak seimbang dengan laju peningkatan angka kemiskinan, karena Amerika Serikat lebih mementingkan aspek politik ketimbang upaya pengentasan kemiskinan. Lihat saja, negara-negara yang pernah dibantu oleh Amerika seperti Mesir, Israel, Afghanistan, Pakistan, maupun Irak, semuanya bermuatan politis.

Meskipun faktor utama penyebab kemiskinan yang melanda berbagai belahan dunia saat ini adalah faktor ekonomi dan politik, tapi banyak yang tidak menyadari bahwa faktor agama/moral ikut berperan penting. Kebanyakan orang sudah lupa pada Tuhan dan tidak lagi mengikuti ajaran agama mereka dengan baik. Agama tak lagi mampu mencegah dari korupsi yang merajalela. Berapa banyak uang negara yang disalahgunakan oleh para koruptor yang ingin memperkaya diri sendiri. Bayangkan saja kalau uang hasil korupsi digunakan untuk program pengentasan kemiskinan.

Menurut data PBB, setiap hari jumlah orang meninggal akibat kelaparan sekitar 25.000-30.000 jiwa (kebanyakan anak-anak), yang ekivalen dengan 1 orang meninggal setiap 3,5 detik.

Sebenarnya, banyak sekali makanan di dunia ini. Masalahnya, ada orang yang benar-benar kaya, anjingnya saja makanannya lebih mahal dari makanan manusia, sementara ada orang yang benar-benar melarat, sampai-sampai sisa-sisa makanan anjing pun tidak ada.

Sepertinya tak ada harapan keluar dari kemiskinan bagi orang miskin, karena ia seperti linkaran setan. Tidak cukupnya penghasilan untuk mendapatkan makanan yang baik dan bergizi akan menyebabkan seseorang menjadi lemah dan mungkin jatuh sakit, sehingga tidak dapat bekerja untuk mencukupi kekurangan mereka, sehingga membuatnya makin miskin, kelaparan dan akhirnya meninggal.

Pesan saya, mari kita perangi kemiskinan, mari kita membantu, mulai dari yang paling dekat, keluarga kita, tetangga kita, sekampung kita.
Sisihkan sedikit kelebihan uang kita untuk membantu mereka yang miskin.
Mulailah untuk tidak memboroskan dan membuang-buang makanan, kalau tak sanggup dihabiskan, berikan pada orang miskin.
Mari kita perangi korupsi, karena korupsi makin memperparah angka kemiskinan, yang mestinya uang tersebut dapat digunakan untuk membantu orang-orang miskin.

1 comments:

I really loved reading your blog.