Minyak Gosok cap Tawon Asli

Minyak Gosok Cap Tawon adalah produk obat-obatan yang wajib dimiliki oleh keluarga. Minyak Gosok cap Tawon diproduksi oleh PT. Tawon Jaya Makassar sejak tahun 1912 di Makassar.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday, May 31, 2010

Mengapa Harus Shalat?

Manusia di hadapan Allah swt yang Maha Kuat dan Maha Penyayang merupakan makhluk yang lemah. Shalat adalah penghubung manusia dengan keagungan Allah swt. Ketika hati dirundung kegelisahan, hanya ibadah dan shalatlah yang dapat meringankan hati manusia. Melalui Ibadah shalat, rintangan dan kendala yang sulit dapat dihadapi dalam kehidupan ini.

Mengapa kita harus melakukan shalat?


Ini merupakan sebuah pertanyaan yang mungkin saja terlintas dalam benak setiap individu. Dalam berbagai kondisi yang sulit, problema hidup dan kesibukan pada materi membuat hati manusia sempit. Pada saat itu, manusia berharap menemukan sebuah tempat berlindung dan kondisi tenang, sehingga dapat terlepas dari segala kegelisahan.

Banyak hal yang dilakukan oleh setiap manusia untuk mendapatkan ketenangan tersebut. Menyendiri dan mendengar musik adalah di antara cara untuk mendapatkan ketenangan tersebut, namun kondisi itu tidak berlangsung lama. Akan tetapi, Islam memberikan solusi kepada manusia yang menginginkan ketenangan abadi. Menurut ajaran Islam, jika manusia membersihkan jiwanya, ia akan mencapai pada ketenangan dan kesucian abadi. Ketenangan abadi tersebut dapat diperolehi dengan shalat.

Ibadah, Kunci Berkepribadian

Seorang psikolog Inggris, Henry Lank, dalam risetnya terhadap lebih dari 10 ribu manusia yang mengalami tekanan jiwa dan pelaku kriminal, mengatakan, “Saya pada akhirnya memahami pentingnya ajaran agama dalam kehidupan manusia. Hal itu disimpulkan setelah melakukan berbagai riset. Saya mengambil kesimpulan bahwa manusia yang berpegang teguh pada
keyakinan agama dan rutin ikut serta dalam acara ritual di tempat-tempat suci, akan memiliki kepribadian yang tinggi.”

Dokter Edwin Frederick, salah satu dokter spesialis jiwa di AS mengatakan, “Kami seringkali menemukan kondisi pasien yang menurut para pakar dan dokter ahli, sulit disembuhkan. Akan tetapi sesuatu yang sangat berpengaruh pada kesembuhan pasien, adalah mukjizat seperti berdoa kepada Allah swt.”

Seorang psikolog asal Inggris, Sarel Bert, juga mengatakan, “Dengan bantuan shalat dan doa, kita dapat memasuki sumber besar aktivitas akal yang hal itu tidak dapat dilakukan dalam kondisi biasa.”

Poin tersebut sangatlah jelas bagi orang-orang yang tidak meninggalkan shalat. Shalat selain merupakan agenda terbaik untuk menenangkan jiwa manusia, juga dapat memenuhi kebutuhan spiritual manusia. Selain itu, Shalat dapat dikatakan sebagai cahaya akal yang dapat mendewasakan kepribadian manusia.

Rasulullah saw menyebut shalat sebagai cahaya matanya. Beliau saw bersabda, “Segala sesuatu mempunyai wajah, sedangkan wajah agama adalah shalat. Berusahalah menjaga kesempurnaan dan keindahan wajah ini.” Dalam sebuah hadis disebutkan, saat waktu shalat tiba, Rasulullah saw bersabda, “Wahai Bilal, hantarkan kami pada ketenteraman melalui shalat.” Disebutkan pula, Rasulullah saw saat dihadapkan kesusahan, ia langsung mengerjakan shalat dan meminta pertolongan Allah swt.”

Shalat Menerangi Jiwa

Dengan shalat, manusia akan mendekat pada sebuah sumber yang merupakan muara ketenangan. Manusia ketika mengerjakan shalat, berarti ia menjalin hubungan dengan wilayah sakral. Selain itu, hati seseorang akan merasakan sebuah gerakan ke arah kesucian. Al-Quran menyebutkan, shalat dapat menghalangi manusia dari tindakan buruk dan tercela, serta mengurangi peluang kriminalitas. Untuk itu, para tokoh agama menilai shalat sebagai
landasan kuat untuk melawan hawa nafsu dan bekal luar biasa untuk memperkokoh keimanan.

Shalat yang didirikan dengan sederet etika seperti bersuci, berwudhu, mencuci tangan dan muka, menggosok gigi dan mengenakan pakaian yang bersih, telah membentuk karakter terpuji pada diri manusia. Seseorang semakin memperhatikan ucapan dan gerakan dalam shalat, ia makin akan merasakan dampaknya dalam menerangi hati nuraninya.

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei menghimbau para pejabat dan masyarakat supaya menaruh perhatian pada urgensi dan dampak agung shalat. Dikatakannya, “Dalam tanggung jawab besar ini, kita harus melakukan instrospeksi diri dan menguji kinerja masing-masing. Data terpenting untuk menguji keberhasilan seorang petani dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas panen yang merupakan wujud hasil kerjanya. Ketika shalat pembangun jiwa menghiasi ruang kehidupan dan lorong-lorong hati manusia dengan sebuah harapan seperti sumber mata air yang jernih, maka ia akan mencapai hasil yang positif dan kerelaan.”

Shalat juga mempunyai syarat-syarat lain seperti tempat yang halal yakni bukan tempat ghasab, kesucian dan keindahan pakaian serta perhatian pada hak-hak orang lain. Kondisi semacam inilah yang membuat manusia harus menjaga dirinya sehingga tidak menindas dan menodai hak-hak orang lain. Syarat-syarat tersebut mencerminkan bahwa dampak-dampak konstruktif shalat dalam membentuk hubungan sosial yang ideal dan menumbuhkan perhatian pada keadilan di semua aspek.

Menjaga waktu shalat juga mencerminkan penekanan agama pada keteraturan dan kedisplinan dalam kehidupan individu dan sosial. Insya..., kami akan menjelaskannya dalam acara berikutnya. Dengan demikian, shalat adalah salah satu pondasi agama yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan kemapanan jiwa manusia.

Sumber: IRIB

Friday, May 14, 2010

Mengelola Keinginan

Seorang ibu yang memasuki usia lanjut menjadi sangat kurus dan sakit-sakitan memikirkan anak-anaknya yang belum menikah di usia matang dan juga anak lain yang mengalami perceraian.

Sementara Carol, murid SMA, hampir saja bunuh diri karena berturut-turut ditolak cintanya oleh dua gadis teman sekolahnya. Doni menyerang ibunya dengan kata-kata tajam karena ibunya banyak sekali menolak keinginannya.

Semua persoalan di atas bermuara dari adanya keinginan. Si ibu berkeinginan agar anak-anaknya hidup bahagia dalam perkawinan. Carol ingin diterima sebagai pacar gadis yang disayanginya. Doni memiliki banyak keinginan yang maunya terkabul semua. Sungguh, keinginan dapat membuat kita merasa menderita bila tidak tercapai.

Karena suatu keinginan tidak tercapai, ada kalanya seseorang putus asa. Ada yang melampiaskannya dengan usaha bunuh diri. Ada juga yang merespon dengan meniadakan keinginan yang menyebabkannya kecewa. Dapat diambil contoh, Bapak Ch, hingga lanjut usai ia memilih hidup lajang karena keinginannya untuk menyunting Tanti Yosepha tidak tercapai.

Bila keinginan tidak terpenuhi, kita dapat merasa kecewa, sedih, marah, dan merasa menderita. Bahkan seseorang dapat menderita (sakit fisik atau psikis) karena terlalu mengejar sesuatu hal dalam hidupnya.

Namun, meniadakan keinginan seperti Bapak Ch meniadakan keinginan untuk menyunting wanita juga tidak menjamin kebahagiaan. Yang penting adalah mengelola keinginan.

Keinginan yang kuat tetapi terkendali dan tidak egoistis, sangat dibutuhkan agar kita mengalami kemajuan serta hidup tenteram bersama orang lain. Keinginan yang terkendali disebut sebagai kehendak.

Hazrat Inayat Khan (1882- 1927), pendiri tarekat kesufian di Barat dalam bukunya yang berjudul asli Spiritual Dimensions of Psychology menyatakan pentingnya mempelajari eksistensi kehendak.

Hidup dan Keinginan Sepanjang hidup, selalu ada keinginan dalam diri manusia. Keinginan atau motivasi merupakan penggerak perilaku. Untuk dapat berjalan, kita tidak hanya membutuhkan kaki sehat, tetapi juga perlu keinginan untuk berjalan.

Untuk bicara, kita tidak hanya memerlukan alat-alat tubuh untuk bicara, melainkan juga mensyaratkan adanya keinginan bicara. Untuk hidup kita bukan hanya butuh makanan dan pakaian, tetapi diperlukan juga keinginan untuk hidup.

Kehidupan yang nyaman, kehidupan yang sejahtera, karya-karya agung umat manusia, perwujudan-perwujudan cinta dan kasih sayang antarmanusia, dsb, semuanya dapat terwujud karena adanya keinginan atau kehendak.

Tidak dipungkiri bahwa kerusakan dalam hidup manusia (bencana, perang, penyakit) terjadinya juga tidak lepas dari adanya keinginan-keinginan. Keinginan menguasai pihak lain menghasilkan perang; keinginan mengeksploitasi lingkungan alam menghasilkan bencana; dan keinginan untuk hidup bebas tanpa aturan dapat mendatangkan penyakit.

Dengan demikian, keinginan dapat dibedakan atas keinginan yang luhur dan yang merusak (destruktif). Keinginan luhur, dalam jangka panjang menghasilkan hal-hal yang menyenangkan. Sementara itu, keinginan destruktif (biasanya merupakan keinginan egoistis dari individu atau kelompok) dalam jangka panjang menghasilkan hal-hal yang merusak dan menimbulkan kesengsaraan bagi diri sendiri dan orang lain.

Di sisi lain, keinginan juga dapat dibedakan dari hal kuat atau lemahnya keinginan tersebut. Bila kita memiliki keinginan yang kuat dalam satu hal, kita memiliki daya penggerak untuk mewujudkannya menjadi suatu tindakan.

Lain halnya bila kita hanya sedikit memiliki keinginan dalam suatu hal, kita juga hanya memiliki sedikit daya penggerak untuk mewujudkannya menjadi suatu tindakan. Jadi, bila dalam hidup kita memiliki keinginan yang kuat, besar kemungkinan kita untuk mencapai sesuatu seperti yang kita inginkan.

Selain itu, keinginan dapat dibedakan dari terkendali atau tidaknya. Keinginan yang tidak terkendali menyeruak tanpa memedulikan situasi lingkungan ataupun diri sendiri, dan bila tidak tercapai kita akan merasa sangat menderita (frustrasi).

Sementara keinginan yang terkendali, meskipun mungkin kuat, perwujudannya dalam tindakan tetap menimbang situasi lingkungan dan diri sendiri, dan bila tidak tercapai kita tidak sampai sangat menderita.

Keinginan dan Kebijaksanaan Ada kalanya kita menemukan seseorang yang sangat aktif, banyak kemauan (keinginan). Ada yang aktif dan selalu mendahulukan/memaksakan keinginannya, dan ada pula yang aktif tetapi bijaksana mengatur keinginannya.

Menurut Hazrat Inayat Khan, orang yang setiap saat memaksakan kehendaknya, akan sangat cepat tegang dan membuatnya cepat lelah. Keadaannya dapat digambarkan seperti seseorang yang memegang seutas tali, dan dengan keyakinannya dia menggesekkan tali itu pada sisi tajam sebuah batu. Orang yang sering memaksakan keinginan seperti itu lebih sering cepat gagal.

Memaksakan keinginan atau kehendak adalah tindakan yang tidak bijaksana. Hal ini menunjukkan tiadanya pengendalian. Namun, orang yang bijaksana tetapi tanpa kehendak (tanpa keinginan kuat), sama payahnya dengan orang yang memaksakan keinginan. Ia tidak akan membawa kemajuan apa-apa.

Antara keinginan dan kebijaksanaan, keduanya perlu berjalan bersama dan selaras. Tidak perlu ada salah satu yang didahulukan. Sumber kebijaksanaan adalah
ketenangan pikiran. Bila pikiran tenang, ia akan menghasilkan pemikiran yang benar dan kebijaksanaan memancar darinya. Dalam ketenangan pikiran, kehendak dan kebijaksanaan menyatu dan mengantarkan seseorang pada keberhasilan.

Dalam kaitannya dengan mengelola keinginan, istilah “pemikiran yang benar” tersebut di atas berarti pemahaman yang benar terhadap keinginan yang ada dalam diri sendiri dan juga bagaimana mewujudkannya agar tidak mengganggu keselarasan dalam hubungan dengan orang lain.

Untuk itu, diperlukan juga pemahaman terhadap keinginan orang lain. Bila terdapat pengertian yang utuh antara keinginan sendiri dan keinginan orang lain, kita akan menemukan posisi yang tepat untuk menentukan tindakan yang terbaik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Dengan mengenali keinginan-keinginan diri secara demikian, selanjutnya kita akan menemukan bahwa keinginan-keinginan kita yang egoistis atau keinginan-keinginan primitif mereda, sementara keinginan-keinginan yang luhur yang selaras dengan orang lain diperkuat.

Hal ini terjadi karena pemahaman yang utuh tersebut menghasilkan empati terhadap orang lain dan rasa sama dengan orang lain. Dengan sendirinya, keinginan-keinginan kita yang berkembang lebih lanjut adalah keinginan-keinginan yang selaras dengan orang lain atau keinginan-keinginan yang terkendali, yakni kehendak.

Kendalikan Emosi dan Tindakan Kehendak adalah hal yang luhur. Tanpa ada kehendak, tidak akan ada perkembangan kehidupan. Yang ada adalah impuls-impuls keinginan yang liar yang justru dapat membawa kesusahan, bahkan kematian.

Kehendak dapat diperkuat melalui latihan, dengan menanggulangi rintangan, baik di dalam diri atau di luar diri, melalui tindakan yang berlawanan dengan kecondongan diri sendiri (impuls).

Dengan memastikan impuls-impuls dalam pemeriksaan, kita tidak membiarkan diri dikuasai kemarahan, kesenangan, kesedihan, atau kesenangan dan kesedihan yang ekstrem. Kita juga tidak membiarkan diri dikendalikan oleh mood (emosi) negatif, dan bahkan dapat menggantinya dengan emosi yang positif.

Kemampuan seseorang untuk mengorganisasi dan mengatur tindakan-tindakan terjadi melalui perkembangan serangkaian kemampuan (Maccoby, 1980):

Mampu menunda tindakan-tindakan tertentu bila ia ingin meraih suatu konsekuensi-konsekuensi yang lebih dapat diterima. Contoh, untuk dapat mengalami perkawinan yang langgeng, ia menunda perkawinan sampai menemukan orang yang betul-betul dapat diandalkan.Konsekuensi-konsekuensi jangka panjang lebih dipertimbangkan dalam pemilihan tindakan saat ini.Apabila pencapaian tujuan terhambat, ia mampu secara aktif menemukan jalan keluar, menyingkirkan hambatan.Apabila aktivitas pencapaian tujuan terhambat, ia tidak menjadi sedemikian emosional hingga melakukan hal-hal yang tidak terorganisasi (lepas kendali).Mampu mengintegrasikan usaha-usahanya sehingga selaras dari waktu ke waktu.Mampu berkonsentrasi, mengabaikan stimulus yang tidak relevan dengan tujuan, dan memaksimalkan masukan informasi (dari lingkungan dan dari memori) yang diperlukan untuk melaksanakan rencana-rencana yang telah disusun.

sumber: MM Nilam Widyarini M.Si Kandidat Doktor Psikologi

Wednesday, May 12, 2010

Sains Bukan Tuhan

Ibadah adalah penunjang keseimbangan spirit dan mental manusia. Sebagian orang masih tidak mengerti, mengapa manusia dituntut menjalin hubungan dengan Allah Yang Maha Esa dan menyembah-Nya. Sebuah kelompok meyakini bahwa manusia sebagai manusia sempurna dapat menyelesaikan berbagai problema bersandarkan pada upaya dan daya pikirnya. Bahkan menurut mereka, kemajuan sains dan teknologi itu cukup membahagiakan manusia.

Tak diragukan lagi, manusia merupakan wujud yang pelik dan menakjubkan. Sebab, manusia mempunyai banyak jalan. Manusia bisa mencapai jalan kesempurnaan dan juga bisa memilih jalan kemunduran berdasarkan pilihannya. Di antara masalah yang berbahaya bagi manusia adalah lalai dan sombong. Dengan ibarat lain, manusia ketika merasa sebagai orang yang tangguh di alam ini, akan terjebak pada kelalaian dan kezaliman. Kondisi seperti ini akan mendorong manusia tergelincir. Al-Quran dalam Surat Alaq Ayat 6, menyebutkan, “Sungguh manusia melampui batas saat ia merasa berkecukupan...” Namun, jika manusia menyadari bahwa dirinya bergantung pada kekuatan ilahi, ia akan merendah serta menjauhi kesombongan dan kezaliman.”

Sains dan Kebahagiaan

Dari sisi lain, tak diragukan lagi bahwa sains dan teknologi merupakan sebuah sarana untuk memperkokoh manusia. Namun manusia yang tak berhubungan dengan Allah SWT dan tak komitmen dengan ajaran agama, tak dapat menyelesaikan berbagai problema, bahkan terkadang membuat manusia terjebak dalam problema. Saat ini di dunia, kita menyaksikan bahwa para pemilik kekuatan dan kekayaan menggunakan teknologi baru untuk memenuhi ambisi dan ketamakan mereka.

Hubungan kontinyu kepada Allah SWT dan beribadah kepada-Nya merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia. Tak diragukan lagi, ibadah bermuara dari spirit manusia yang selalu membutuhkan Allah SWT. Seseorang yang beribadah, akan menguntungkan dirinya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mereka yang melakukan sujud dan ruku kepada Allah SWT, akan merasa mulia di hadapan semua manusia.

Doktor Alexis Karel, seorang dokter asal Perancis, menulis, “Selama menjalani berbagai pengalaman, kami mengambil pelajaran bahwa tidak adanya moral dan gnostik di tengah unsur-unsur aktif sebuah mayarakat, menyebabkan kehancuran masyarakat tersebut. Sebuah masyarakat yang menghilangkan aspek ibadah, akan terlilit dalam kerusakan dan kehancuran.”

Seorang intelektual Perancis itu juga mengatakan,
“Kebahagiaan manusia dapat terjamin saat pemikiran dan hatinya terpelihara secara bersamaan.
Peradaban Eropa mempunyai kekurangan karena berlebihan mengokohkan akal, namun pada saat yang sama meninggalkan hati. Oleh karena itu, keimanan dan kecenderungan pada norma-norma akhak lemah dan hancur.”

Ibadah Terindah, Shalat


Bentuk ibadah yang paling indah tercermin pada shalat. Shalat merupakan ikatan tulus dan suci kepada Allah SWT. Selain itu, shalat juga merupakan simbol ketaatan yang tertinggi. Tanpa shalat, keimanan tak akan sempurna.
Al-Quran sangat memberikan perhatian lebih pada ibadah shalat. Surat Nisa ayat 102-103 menyinggung masalah shalat dan menekankan setiap manusia supaya tetap mengerjakan sholat meski tengah berperang. Hal itu menunjukkan bahwa shalat merupakan kewajiban yang sudah ditentukan bagi mukminin.

Istilah shalat yang digunakan dalam Al-Quran sebanyak 114 kali. Dalam bahasa Arab, shalat mempunyai arti doa dan khusyu. Allah SWT dalam berbagai ayatnya mengenai shalat berfirman kepada Nabi menekankan ibadah shalat. Dalam ayat 14 surat Toha, “Sesungguhnya Aku adalah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk diriku.“

Pada intinya, Allah SWT mempunyai kekuatan mutlak dan sama sekali tak membutuhkan shalat dan ibadah para hamba-Nya. Terkait hal ini, Al-Quran menekankan bahwa Allah SWT tak membutuhkan makhluk-makhluk-Nya. Hal ini membuktikan bahwa ibadah itu sendiri bermanfaat bagi manusia. Ibadah menyebabkan kesempurnaan manusia. Jika kita benar-benar merenung, kita akan memahami bahwa sebagian besar problema kehidupan sehari-hari menyebabkan manusia lalai akan sumber wujud. Melupakan Allah SWT sama
halnya dengan memisahkan diri dari muara yang sebenarnya dan menghilangkan jati diri manusia.

Tak diragukan lagi, spirit manusia membutuhkan pembersihan diri. Hal itu tak bisa dilakukan tanpa perhatian kontinyu kepada Allah SWT sebagai kekuatan yang luar biasa. Saat manusia mengerjakan shalat dan memuji keagungan Allah SWT, seluruh organ tubuh manusia terimbangi dengan sifat-sifat mulia tersebut. Dalam kondisi tersebut , Allah Swt akan menolong manusia dan menunjukkan jalan lurus dan kebahagiaan sejati bagi manusia.

Meski seorang hamba sudah melakukan ibadah kepada Allah Swt, namun ibadahnya di hadapan-Nya merupakan bentuk syukur yang tak bisa dibandingkan dengan kenikmatan Allah Swt yang begitu melimpah. Akan tetapi Allah Swt tetap menerima rasa syukur minimal yang dipersembahkan para hamba-Nya dan memberikan pahala kepada mereka. Al-quran memuji para pendiri shalat dan memuliakan mereka. Para pendiri shalat yang sebenarnya adalah orang-orang yang sabar, rendah diri, dermawan, bertakwa dan mukmin.
Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, para penyandang sifat-sifat tersebut mempunyai tempat di surga. Di tempat itu, mereka dimuliakan dan diberi kenikmatan yang melimpah.

Sumber: IRIB

Thursday, May 06, 2010

Laptop: Pilihan Bagi Pekerja Dinamis

Lima tahun belakangan ini, pamor dekstop semakin tergusur. Penyebabnya karena hadirnya laptop atau notebook yang semakin mudah diperoleh dengan harga yang relatif terjangkau. Apalagi saat ini, banyaknya pekerja dinamis dengan mobilitas tinggi, menggunakan perangkat multiguna ini, menjadi sebuah kebutuhan mendesak yang harus dimiliki.

Dengan segala kelebihan dan efisiennya fungsi laptop, membuat penjualan laptop melampaui perkembangan penjualan komputer desktop. Maklum kini berbagai spesifikasi, merek, dan harga laptop pun semakin bervariasi. Mulai dari bentuk fisik dan kecepatan. Keanekaragaman jenis laptop ini memang membawa keuntungan tersendiri bagi para konsumen karena harga menjadi lebih bersaing.

Konsumen pun dihadapkan pada banyak pilihan, hal ini membuat mereka semakin bingung. Nah, agar tidak bingung, beberapa elemen penting tampaknya harus menjadi prioritas utama sebelum menjatuhkan pilihan. Karena bagian-bagian elemen penting ini akan menentukan laptop mana yang cocok untuk digunakan.

Lihat saja dari kecepatan prosesor memang menjadi salah satu penentu, seberapa cepat laptop tersebut bekerja. Spesifikasi prosesor sering ditandai dengan merek, kecepatan, dan ukuran cache memory.

Beberapa jenis prosesor untuk laptop seperti generasi Pentium IV, Intel merilis Intel Centrino kemudian diikuti Intel Centrino Duo, Intel Dual Core, Intel Core Duo, Intel Core 2 Duo, dan yang terbaru saat ini adalah Intel Core 2 Quad, prosesor dengan 4 inti prosesor. Namun, di Indonesia yang ramai baru Intel Core2 Duo.

Di samping itu, Intel juga merilis prosesor versi murah meriah yang harganya sampai setengah harga dari prosesor tersebut. Yaitu intel Celeron. Semua itu harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jika laptop tersebut hanya untuk aplikasi perkantoran, memilih prosesor Celeron sudah cukup.

Selain produk Intel,
prosesor AMD bisa dijadikan pilihan. Di samping harga yang lebih murah dibandingkan dengan Intel, teknologi AMD tidak kalah bagusnya dengan Intel. Bahkan sebelumnya, prosesor jenis ini sangat banyak digunakan oleh para pengguna game. Karena kecepatannya yang lebih tinggi daripada prosesor produk Intel.

Akan lebih menarik lagi jika komponen multimedia pendukung yang mungkin dijadikan pertimbangan di antaranya webcam, soundcard, dan speaker.

Sebaiknya laptop yang dipilih memiliki standar konektivitas seperti modem, LAN Card, WiFi, Bluetooth, Infrared. Hal ini sangat penting karena akan memengaruhi kemampuan pertukaran data dan konektivitas laptop nantinya.

Dari sekian perangkat konektivitas sambungan jaringan nirkabel (wireless) merupakan perangkat yang harus jadi prioritas. Karena kegunaan WiFi (Wireless Fidelty) adalah perangkat untuk menghubungkan laptop dengan jaringan komputer tanpa menggunakan kabel. Dengan memiliki perangkat WiFi, laptop dapat disambungkan ke jaringan internet di tempat-tempat tertentu yang menyediakan fasilitas internet hotspot.

Komponen lain yang harus diperhatikan terkait dengan layar. Yaitu resolusi dan lebar layar. Kebanyakan aspek rasio layar laptop saat ini 14 inci berbentuk widescreen. Bentuk ini sangat cocok untuk menonton film. Namun, ukuran ini tentunya berpengaruh pada bentuk fisik yang juga akan jadi besar. Hal ini tentunya jadi pertimbangan tersendiri bagi para pengguna mobile yang cenderung tentunya memilih fisik yang kecil. Untuk itu, layar lebar 12 inci atau kurang sangat cocok dipilih.

Untuk resolusi layar pada ukuran layar yang sama bisa berbeda-beda. Resolusi yang umum adalah 1024 x 764 untuk layar biasa (standar XGA) dan 1280 x 800 untuk layar (WXGA). Resolusi juga diukur dalam ukuran dpi (dot per inch) atau titik per inci. Kalau resolusinya hanya digunakan untuk gambar-gambar macam yang ada di internet, resolusi yang biasa pun tidak jadi masalah. Akan tetapi, jika untuk desain grafis atau game, resolusi yang tinggi harus menjadi prioritas.

sumber