Saturday, October 18, 2008

Telkomsel: Manasik Akbar 2008 bersama Ustadz H.M. Subki Al Bughury

Tadi pagi saya menghadiri undangan Manasik Akbar yang diselenggarakan oleh Telkomsel di Mesjid Raya Makassar. Saya tiba di sana pas jam 07.30 WITA sesuai dengan undangan, meskipun acaranya baru dimulai jam 08.45 WITA. Pembawa acara (MC)nya David Cholik. Sedangkan susunan acaranya antara lain pembukaan oleh MC, penampilan anak-anak TK, pembacaan ayat suci Al Quran, sambutan-sambutan, penayangan video klip filosofi mengenai haji, perkenalan produk-produk Telkomsel terutama teknologi 3G serta demo SLI ke Arab Saudi dengan Voice Call maupun dengan Video Call, tausyiah, kuis maupun undian berhadiah hp, troley bag, hp pocket muslim, dan paket umrah.


Sebenarnya, saya tidak ingin menjelaskan panjang lebar mengenai acara tersebut, yang ingin saya bagikan ialah inti dari tausyiah yang dibawakan oleh Ustadz H. M. Subki Al Bughury, mengenai tiga bekal yang harus dibawa ketika hendak menunaikan ibadah haji, agar Insya Allah pelaksanaan ibadah haji kita berjalan lancar dan pulang dengan haji Mabrur, bukan haji bahlul. Ketiga bekal itu antara lain:



Bekal pertama, yaitu ikhlas karena Allah SWT. Menunaikan ibadah haji bukan karena gengsi, gelar, jabatan, dan lain sebagainya. Tetapi semata-mata karena Allah SWT. Karena banyak sekali orang memaksakan diri untuk berhaji hanya karena ingin dihormati, ingin dianggap orang mampu atau kaya.
Bekal kedua, kerja sama atau solidaritas. Kerja sama dengan kelompok, saling membantu, saling pengertian dan lain sebagainya. Jangan terlalu egois atau hanya memikirkan diri sendiri.
Bekal ketiga, bekal inilah yang paling pokok, yaitu pelajarilah ilmu manasik dengan baik. Di sinilah kunci diterimanya haji. Tanpa pengetahuan haji yang benar, tidak mengetahui rukun-rukun dan wajib haji sama halnya tidak melakukan ibadah haji dengan benar. Kalau tidak mengetahui manasik dengan benar, jangan harap haji anda akan diterima. Jika haji tidak diterima, itu sama halnya dengan melakukan perbuatan yang sia-sia, karena berhaji membutuhkan biaya yang sangat besar. Bayangkan kalau haji tidak diterima, dan hanya sebagai tambahan identitas di depan nama saja atau sebagai embel-embel yang menempel di kepala, sementara di sisi Allah tidak ada nilainya. Alangkah ruginya. Naudzu billahi min dzalik. Jadi pelajarilah buku manasik yang diberikan, jangan disimpan jadi perhiasan di lemari saja agar dilihat banyak orang, kalau perlu bertanyalah kepada orang yang lebih tahu.
Ingatlah orang yang berilmu tapi tak beragama seperti bangkai yang berjalan, dan orang yang menjalankan ibadah tanpa ilmu pengetahuan seperti orang buta.

Inilah sedikit tulisan saya, semoga bermanfaat bagi yang akan menunaikan ibadah haji, dimudahkan segala urusannya dalam berhaji dan menjadi haji yang mabrur. Amin.

1 comments:

Terima kasih infonya Pak Haji, ditunggu oleh-olehnya