Saturday, August 23, 2008

Mengenang Sejarah

Bulan ini merupakan HUT Republik Indonesia yang ke-63. Berbagai kegiatan yang dilakukan guna menyemarakkan suasana ini. Tak ketinggalan Komunitas Blogger Makassar, Angingmammiri.org, juga mengadakan acara yang bertema "Blogger Peduli Sejarah" yang bertujuan mengenang kembali sejarah masa silam Butta Mangkasara ini, selain itu menjadi ajang untuk membina keakraban antar sesama Blogger yang berasal dari latar belakang dan profesi yang berbeda.

Tempat-tempat bersejarah yang kami kunjungi antara lain Museum Kota Makassar, Museum Karaeng Pattingaloang di Benteng Somba Opu, dan Museum La Galigo di Fort Rotterdam.


Kami berkumpul di Museum Kota Makassar jam 08.30 WITA dan memasuki museum sekitar jam 09.00 WITA dengan didampingi oleh 2 orang pemandu.
Museum Kota Makassar letaknya di Jl. Balai Kota No. 11 Makassar, dibangun pada masa kolonial Belanda, menempati gedung Balai Kota lama.
Isi Museum Kota Makassar ini bisa dikatakan cukup lengkap, antara lain Meriam dan Bola Meriam yang merupakan alat persenjataan populer pada masa penjajahan Belanda, Peta Bumi termasuk peta Benteng-Benteng yang ada di Makassar, Patung dan Relief potret seperti Patung dan Relief Ratu Wilhelmina, peninggalan masa lalu berupa benda untuk keperluan sehari-hari termasuk alat pembayaran, guci-guci dari berbagai negara, juga ada foto-foto peristiwa dan bangunan bersejarah, TVRI Memorial, PDAM Memorial, dan masih banyak lagi dokumen, arsip dan cagar budaya yang menjadi sejarah Makassar dan Sulawesi Selatan.
Puas berkeliling, kami lanjutkan dengan permainan lempar bola ke sesama Blogger agar saling mengenal.

Patung Wilhelmina

Mesjid Raya tahun 1949

Pantai Losari tahun 1953

TVRI Memorial

Sekitar jam 11.00 WITA, kami pun berangkat menuju Benteng Somba Opu di selatan Kota Makassar. Di sana ada Museum Karaeng Pattingaloang. Usai makan siang dan shalat lohor, kamipun memasuki museum tanpa pemandu, berhubung pemandunya tidak datang karena ada keluarganya yang meninggal. Sayang sekali di museum ini koleksinya tidak lengkap. Apalagi koleksi yang ada tidak ada keterangannya, sehingga kami tak dapat memberikan gambaran apa yang ada di sana, kecuali meriam yang ada di depan museum, peta Benteng Somba Opu jaman dahulu yang bisa dilihat dengan pantulan cermin, batu berhias, dan beberapa koleksi lainnya.
Di Benteng Somba Opu yang luasnya sekitar 2 Kilometer persegi, kami juga mengunjungi sisa-sisa dinding benteng yang telah terkubur selama ratusan tahun, dan di sudut atas benteng ada kuburan keluarga kerajaan.
Puas berkeliling, kami lanjutkan dengan permainan acak kata yang cukup meriah dan menambah keakraban sesama Blogger.

Bagian Dalam Museum Karaeng Pattingaloang

Benteng Somba Opu

Sekitar jam 16.00 WITA, kamipun meluncur kembali ke arah ujung Utara kota. Ke Fort Rotterdam, dimana di sana terdapat Museum Lagaligo.
Museum Lagaligo ini juga lengkap koleksinya. Mulai dari fosil tumbuhan sampai fosil manusia purba, peralatan-peralatan manusia jaman dahulu, seperti berburu, bertani, saringan air, dan sebagainya. Perlengkapan perang masa kerajaan, pakaian adat berbagai suku, lukisan dan foto-foto pahlawan dan ulama, berbagai macam angkutan laut, dan perlengkapan nelayan yang menjadi ciri khas suku Bugis Makassar sebagai pelaut ulung, juga ada angkutan tradisional yaitu Bendi, sepeda, alat-alat pertenunan sampai kain-kain khas dan pakaian adat, pengantin dan lain sebagainya. Di Benteng Somba Opu juga ada ruang tahanan Pangeran Diponegoro. Yang jelas, banyak sekali peninggalan sejarah yang tidak bisa disebutkan dan dijelaskan satu persatu. Sayangnya, ada satu koleksi yang hilang di Museum ini, yaitu silsilah kerajaan Gowa, dan sayangnya, silsilah kerajaan Bone dikunci rapat-rapat di dalam ruangan khusus koleksi kerajaan Bone.

Fort Rotterdam

Museum La Galigo

Perahu Phinisi

Pesan saya, sebaiknya anda berkunjung ke ketiga tempat bersejarah tersebut agar bisa melihat secara langsung dan mendapatkan penjelasan yang lebih rinci dari pemandu yang ada di sana, sehingga anda bisa lebih mengetahui sejarah masa silam tanah ini dan bangsa kita tercinta.

Rangkaian kegiatan ini sangat saya sukai, disamping berkenalan sesama Blogger yang selama ini bertemunya lewat dunia maya, juga kita mengenal dan mengenang kembali sejarah tanah kita ini. Dan satu alasan yang sangat pribadi yang membuat saya sangat tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah ini, yaitu karena penulis berasal dari turunan tiga kerajaan, Gowa, Bone, dan Luwu. Mungkin anda pernah mendengar Sultan Hasanuddin, Syekh Yusuf, La Tenri Ruwa Sultan Adam, dan Sang Legendaris Sawerigading, dan satu lagi tahukah anda di mana kuburan La Galigo?
Mungkin suatu waktu saya akan menulis tentang mereka dan silsilah keturunan mereka. Siapa tahu di antara mereka ada buyut anda, dengan begitu kita ada hubungan tali persaudaraan (meskipun sebenarnya kita semua punya hubungan darah dari Adam dan Hawa).

2 comments:

bagus2 ya ..masih terpelihara..

Thanks atas komentarnya. Warisan Budaya dan sejarah Bangsa kita memang wajib kita pelihara, bukannya diperkosa dan dijarah.