Laporan dari Susi-Cikampek.
Tangis untuk saudara-saudaraku di Bulan Ramadhan.
Hari Rabu, 2 September 2009, ketika menjelang Ashar, saya yang sedang memasak di dapur merasakan lantai bergoyang,kepala saya seperti berputar sehingga badan serasa akan jatuh, peralatan dapur bergoyang-goyang dan hiasan gantung logam dari RTI berdenting-denting. Ternyata terjadi
gempa. Saya segera matikan kompor & membangunkan anak saya yang masih tidur dan membawanya keluar rumah. Gempa masih terasa dan berulang membuat kepala pening.. Begitupun dengan para tetangga, mereka juga berkumpul di luar rumah. Ketika gempa sudah benar-benar berhenti,teman saya ke rumah menginformasikan bahwa Sukabumi,tempat mertua saya terkena gempa juga sampai-sampai listrik padam.. Saya segera menyalakan televisi dan menelpon keluarga di Sukabumi. Ternyata cukup besar sampai piring&gelas jatuh, pecah berserakan di lantai. Tak terasa air mata saya sudah bercucuran. Saya ingat tragedi tsunami Acèh,juga trauma sahabat saya yang terkena gempa Jogja. Saya ikuti berita televisi, terpampang di layar kaca, total 3876 rumah rusak. Di Tasikmalaya 27 korban meninggal,305 korban luka-luka & 40 korban hilang. Di Cianjur 50 korban hilang. Dan ketika saya sholat terawih di masjid, listrik juga padam, sehingga kami menggunakan penerangan lilin. Saya membayangkan para korban gempa tersebut. Hati terasa sangat sedih. Rumah rusak, tanpa penerangan, belum tentu ada makanan&minuman, rasa ketakutan adanya gempa susulan&tsunami. Saya hanya mampu merangkai doa,agar saudara-saudara saya di tempat bencana diberi Allah SWT kekuatan & kesabaran serta ketabahan menghadapi ujian di bulan Ramadhan ini. Pun tak terjadi bencana yang lebih parah lagi. Marilah kita susun jemari&merangkai doa bersama, karena kita semua bersaudara, satu negeri, satu pertiwi.
2 comments:
Semoga musibah demi musibah akan memberikan kita pelajaran untuk senantiasa introspeksi.
Seti@wan Dirgant@ra: Dan semoga musibah itu menjadi pencuci dosa bagi yang menimpanya
Post a Comment