Wednesday, September 24, 2008

Lingkungan: Pemanasan Global

Pemanasan global (Global Warming), efek gas rumah kaca merupakan fenomena alam yang terjadi seiring perjalanan waktu.

Ada apa dengan pemanasan global? Mari kita simak sedikit artikel saya.

Memang dalam beberapa tahun terakhir ini, pemanasan global telah terasa (mungkin) hampir di seluruh dunia, termasuk di tempat tinggal saya, di Kota Makassar, terutama dapat dirasakan pada musim kemarau, udara sangat panas, bahkan di kamar saya, kipas angin sepertinya tak begitu terasa. Meskipun tidak begitu parah seperti yang terjadi di luar sana, yang jika musim kemarau datang, akan terasa sangat panas, dan jika musim hujan tiba akan terjadi banjir yang menelan korban jiwa. Lebih besar lagi karena daerah gurun makin meluas, sementara es terus mencair di kutub, wilayah daratan makin tenggelam.

Pemanasan global tak bisa dihentikan. Saya kira itu sudah menjadi hukum alam. Tanpa industri besar pun pemanasan global akan tetap terjadi. Tapi, aktifitas manusia lah yang mempercepat dan memperparah kondisi itu. Produksi emisi gas rumah kaca akan terus meningkat dengan pesat jika semua negara khususnya negara maju tidak mengurangi produksi emisi gas rumah kaca mereka.
Masalahnya, lebih banyak orang-orang yang memikirkan diri sendiri ketimbang memikirkan orang lain dan lingkungannya. Menurut beberapa negara maju, mengurangi produksi emisi gas rumah kaca itu berarti mengurangi produksi / hasil industri mereka, sementara biaya operasional semakin naik, disamping itu, berkurangnya produksi berarti berkurangnya pendapatan negara.

Dewasa ini, beberapa negara industri maju berusaha meningkatkan produksinya dengan menggunakan teknologi canggih yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tinggi tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan serta masa depan bumi kita, sehingga kini kita sudah merasakan akibatnya. Lapisan ozon makin menipis, suhu udara makin meningkat, banjir di musim hujan, kekeringan, kebakaran hutan, meluasnya gurun, mencairnya es di kutub, naiknya permukaan air laut sehingga wilayah daratan makin sempit. Semua itu merupakan dampak dari pemanasan global.
Walaupun berbagai pihak meneriakkan agar dilakukan pengurangan produksi emisi gas rumah kaca, mulai dari Protokol Kyoto, maupun pembicaraan-pembicaraan internasional mengenai perubahan iklim dan pemanasan global, tetap saja ada negara maju yang enggan untuk memangkas emisi mereka.

Upaya-upaya untuk mengatasi makin cepatnya laju pemanasan global, harus dimulai dari individu / diri kita masing-masing. Saya rasa, hal kecil seperti menghemat energi listrik, menghemat bensin seperti jalan kaki kalau jarak tujuan tidak terlalu jauh atau mengganti pemakaian kendaraan bermotor dengan sepeda, tidak menggunakan parfum yang mengandung gas Freon, menanam pohon di samping rumah, semua itu merupakan hal kecil yang jika setiap individu, rumah tangga hingga semua orang mau melakukannya, maka makin meningkatnya pemanasan global dapat kita atasi. Karena kesadaran dan kepedulian berawal dari diri pribadi kita masing-masing.

Dengan adanya artikel singkat ini, semoga kita lebih peduli terhadap lingkungan dan masa depan bumi kita ini.

6 comments:

Cewek Nongkrong: Terima kasih atas kunjungannya.

hernadi-key: Terima kasih atas tambahan infonya.

ingat pula, emisi gas yang sangat panas juga imbas dari ekspolitasi sumber energi fosil yang berlebihan, bro. bukan hanya emisinya, tapi limbahnya bhy..

Padahal sumber alternatif spt surya , hidro, angin dll bisa dikembangkan. masalahnya ...energi air, surya dan angin gak bisa di simpan permanen apalagi ekspor. . wajarlah kalo migas yang ada dimonopoli dan user di wajibkan memakainya..nah, makin panas deh jadinya... hiii

kalo begini trus, ... kasihan deh kita..

saya hanya ingin menambahkan, memang betul dasarnya global warming adalah secara alami, hanya saja,, keserakahan manusia yang mebuat impact besar hingga separah ini. Sungguh prihatin melihat filter terbesar bumi -hutan- kini hilang oleh nafsu manusia!! dampaknya, pemanasn global terus mengancam bukan hanya kita, tetapi anak cucu kita. semoga ini jadi bahan renungan bagi kita bersama agar lebih baik lagii, mari beri nafas lega kepada bumi kita.

Yusuf + Jemiro: Terima kasih tambahan komentarnya