Sunday, May 31, 2009

Merokok dan Kemiskinan

Pernah saya membaca artikel bahwa merokok merupakan lambang kemiskinan, katanya, orang yang merokok menandakan bahwa orang tersebut miskin. Katanya lagi, menurut survey, lebih banyak orang miskin yang merokok dibanding orang kaya. Mungkin benar juga. Tapi yang jelas, sepupu saya juga merokok, tapi bukan orang miskin.
Merokok dan kemiskinan mungkin bisa dikatakan berbanding lurus. Semakin banyak merokok, maka semakin banyak uang keluar yang tidak berguna. Apabila pendapatan seseorang pas-pasan, sementara dia tidak bisa menahan diri untuk berhenti merokok, bisa jadi nantinya dia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya yang lain.
Saya pernah menemukan seorang pengemis tua, sebenarnya saya kasihan, tetapi begitu melihat dia merokok, rasa kasihan saya menjadi hilang, saya pikir "kok orang ini meminta-minta, sementara dia mampu beli rokok? Padahal harga rokok terus naik".
Sebenarnya, kebiasaan merokok itu bisa dihentikan, kalau mau. Buktinya, nenek saya yang merokok dari remaja hingga nenek-nenek, toh bisa berhenti merokok karena keinginan (dan bantuan dari kami). Jadi tak ada alasan bahwa merokok tak bisa dihentikan karena kebiasaan atau kecanduan nikotin.
Pandangan yang mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan konsentrasi, mungkin perlu diralat, yang bisa diterima, mungkin merokok dapat mengobati rasa kebingungan, bingung mau berbuat apa, apalagi kalau seseorang pertama kali ke rumah pacar lantas dicuekin sama orang tua sang pacar. Kan bingung kalau tidak ada pengobat rasa kecele itu. Istilahnya, merokok anti mati gaya.
Tapi, apapun alasannya, merokok hanya menghabiskan isi kantong, dan merusak kesehatan. Jadi, sebaiknya dihentikan.

Maaf, tulisan ini di sisi lain bukannya bermaksud hendak merusak mata pencaharian orang lain. Jika semua orang berhenti merokok, bukankah perusahaan rokok bangkruk dan banyak orang kehilangan mata pencaharian?

2 comments:

Dari Satu sisi, pendapat seperti ini bisa benar, hanya saja orang merokok itu banyak alasannya. Lihat saja banyak dokter yang merokok, padahal mereka paling tau resikonya.

Makasih mas telah meinggalkan jejak di t4 saya. Rank Alexa bisa ditingkatkan dengan download sparky di www.alexa.com. Sediakan waktu paling tidak 1 jam sehari blogwalking. Hanya itu yang bisa saya sampaikan merespon komentarnya. Makasih dan jangan lupa berkunjung kembali

gob->blog-koe: Thanks kunjungan dan komentarnya. O,ya. Ada satu lagi pendapat bahwa merokok identik juga dengan kebodohan: sudah tahu resikonya masih dilakukan juga