Wednesday, May 04, 2011

Istiqamah dan Pengaruhnya Dalam Pandangan Al-Qur'an

Keberhasilan dalam sebuah pekerjaan bergantung pada istiqamah dan komitmen. Sebaliknya, tanpa istiqamah sangat sulit untuk meraih keberhasilan dan kemenangan. Betapa banyak ilmuwan yang begitu serius dan istiqamah dalam menyingkap sebuah rahasia alam, akhirnya sampai pada tingkat keilmuwan yang tinggi. Begitu juga banyak orang besar yang membersihkan dirinya dengan penuh kesabaran akhirnya mampu menggantikan karakter kesehariannya dengan sifat-sifat terpuji. Pribadi-pribadi besar tetap kokoh dan tegar menghadapi segala bentuk keinginan hawa nafsu yang menyesatkan.

Upaya memperbaiki kondisi masyarakat termasuk perbuatan yang membutuhkan istiqamah dan ketegaran. Siapa saja yang berniat memperbaiki masyarakat dan berusaha menuntunnya ke jalur kebahagiaan, maka ia harus mempersiapkan dirinya menghadapi segala rintangan, permusuhan dan gangguan. Ia harus siap menanggung segala masalah yang ada hingga sampai pada kemenangan puncak. Allah SWT dalam banyak ayat al-Quran mengajak manusia agar senantiasa beristiqamah di jalan kebenaran.

Ulama Islam memperkenalkan istiqamah sebagai buah dari pohon keimanan, sama seperti perbuatan baik. Mereka meyakini iman yang mendalam bakal mengajak manusia untuk beristiqamah dalam agama dan menentang ajakan setan. Derajat istiqamah yang paling tinggi dalam pandangan Al-Quran adalah beristiqamah di jalan Allah, menjaga iman dan menyebarkan nilai-nilai religius. Bila manusia mampu meninggalkan perbuatan dosa dan berjuang menghadapi bisikan setan, maka sudah barang tentu ia akan meraih derajat kemanusiaan yang tinggi dan kedekatan yang lebih kepada Allah. Al-Quran memuji usaha semacam ini dan memberikan penilaian yang tinggi. Sebaliknya, usaha keras dan tegar di jalan kebatilan bakal membuat manusia celaka dan sesat.

Sebagai contoh, Al-Quran mengutip pembicaraan orang-orang Kafir yang berbicara satu sama lainnya. Masing-masing dari mereka begitu bangga dengan sikap keras kepalanya mempertahankan keyakinannya yang batil. Mereka tetap tidak mau menerima risalah dan ajaran Rasulullah Saw. Kepada satu sama lain mereka berkata, “Apakah pribadi ini yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya? Bila kita tidak mempertahankan tuhan-tuhan dan berhala kami, hampir saja kita dipengaruhi oleh ucapan orang ini (Muhammad) dan kita tidak lagi menyembah tuhan-tuhan kita.”

Dalam sejarah Islam banyak diceritakan kisah dan contoh tentang istiqamah yang bisa menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia. Kisah mengenai kehidupan keluarga Yasir yang hidup di masa Rasulullah Saw. Mereka merupakan keluarga kecil dan lemah, tapi telah memeluk agama Islam. Warga Mekah melakukan penyiksaan yang beragam kepada mereka. Tapi keimanan yang dalam serta keteguhan mereka dalam menghadapi segala siksaan mampu memberikan pelajaran istiqamah yang paling manis kepada manusia dalam sejarah panjang kehidupan manusia.

Keluarga Yasir terdiri dari empat orang; Yasir, Sumayyah dan dua orang anak bernama Ammar dan Abdullah. Yasir adalah kepala keluarga yang tetap mempertahankan keislamannya di bawah cambukan dan siksaan musuh Islam. Begitu tabah dan tegarnya Yasir mempertahankan keimanannya hingga akhirnya syahadah menjemputnya. Sumayyah isteri Yasir yang usianya telah lanjut mempertunjukkan ketegaran dan ketabahannya di hadapan musuh. Namun pada akhirnya pukulan telak Abu Jahal (laknat Allah kepadanya) ke arah perut Sumayyah menjadi siksaan terakhir baginya hingga akhirnya ia menjemput syahadah.

Abdullah, anak Yasir tidak berbeda dengan keadaan ayah dan ibunya. Di bawah siksaan yang pedih, ia tetap tegar dan menunjukkan keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ammar juga tidak aman dari siksaan dari orang-orang Kafir Mekah. Suatu hari ini dibawa ke padang pasir yang sangat panas. Mereka melepaskan seluruh pakaiannya dan memakaikannya pakaian dari besi. Panas matahari ditambah dengan pakaian besi yang dikenakan kepadanya membuat kulit Ammar terkelupas akibat panas luar biasa yang menderanya. Kepadanya mereka berkata, “Ucapkan bahwa engkau tidak mengikuti Muhammad dan hanya akan menyembah arca Latta dan Uzza.”

Ammar tidak menyerah. Ia tetap bersikeras mempertahankan agamanya. Tapi bekas kulitnya yang terbakar tampak seperti orang yang terkena penyakit belang. Bekas terbakar ini masih tampak di wajah, lengan dan badan Ammar. Sekaitan dengan keluarga Yasir, Rasulullah Saw bersabda, “Wahai keluarga Yasir, tetaplah bersikap tegar. Bersabarlah, karena sudah pasti balasan bagi kalian adalah surga.”

Benar, mereka yang telah mempersenjatai dirinya dengan istiqamah akan mudah untuk melawan segala masalah. Kepada manusia al-Quran memberikan nasihat agar meminta bantuan sabar dan shalat bila menghadapi kesulitan dalam hidup. Dalam ayat ke 153 surat al-Baqarah Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Ayat ini dengan indahnya menghubungkan kesabaran, ketegaran dengan nilai-nilai spiritual kepada Allah lewat shalat. Sejatinya ayat ini menjadi obat bagi seluruh masalah yang menimpa umat manusia. Kesabaran sangat bernilai tinggi dalam ajaran Islam, tapi istiqamah mempunyai derajat yang lebih tinggi dari sabar. Karena istiqamah berarti teguh dan tegar di jalan yang benar serta meninggalkan jalan yang salah. Kesabaran dan ketegaran mampu membuat masalah yang besar menjadi kecil, sekaligus membawa perhatian manusia kepada Allah pencipta alam semesta. Istiqamah mampu membangunkan potensi keimanan manusia. Pada saat itu, manusia baru sadar ketika tidak ada lagi tempat bernaung, ternyata ia memiliki tempat bersandar yang sangat kuat.

Satu dari metode al-Quran dalam menjelaskan nilai dan pentingnya kesabaran dan istiqamah adalah dengan jalan menceritakan kisah orang-orang besar dalam sejarah. Kisah yang diceritakan al-Quran akan menjadi teladan bagi orang-orang yang beriman. Dalam al-Quran Allah SWT menceritakan kisah Nabi Ayyub as yang dikenal akan kesabaran dan istiqamahnya. Dalam surat Shaad ayat 41 Allah SWT berfirman, “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan.” Tidak hanya satu ayat yang berbicara tentang masalah kesabaran dan istiqamah. Banyak ayat lain yang menceritakan kisah para nabi seperti Nabi Ya’qub, Yusuf, Ismail dan nabi-nabi yang bergelar Ulul Azmi.

Allah SWT dalam surat Ahqaaf ayat 35 kepada Rasulullah Saw berfirman, “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka...” Berdasarkan fakta-fakta sejarah dan penjelasan para Imam as, Rasulullah Saw termasuk teladan bagi seluruh umat manusia terkait kesabaran dan istiqamah sama seperti keutamaan lainnya yang beliau miliki. Nabi Muhammad Saw saat mendakwahkan agama dan menuntun masyarakat senantiasa mendapat siksaan yang lebih ketimbang yang dialami oleh para nabi sebelumnya.

Istiqamah terkait agama sangat sulit dan membutuhkan kekuatan jiwa. Oleh karenanya ia membutuhkan keimanan dan semangat yang kuat. Tapi hasil dari istiqamah yang dilakukan terkait agama sangat manis dan indah. Tidak hanya itu saja, sebab sangat banyak berkah duniawi dan ukhrawinya. Al-Quran memberikan kabar gembira tentang adanya pahala yang besar bagi orang-orang yang teguh dalam agamanya. Ayat 13 dan 14 surat al-Ahqaaf mengingatkan hasil dari ketegaran orang-orang yang beristiqamah. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”

Dalam ayat lain disebutkan bahwa orang-orang yang beristiqamah akan mendapat pahala berupa hilangnya rasa takut dari dalam diri mereka. Tapi kabar gembira paling besar bagi orang-orang yang mengesakan Allah dan berbuat baik adalah surga buat mereka dan mereka kekal di sana. Yang tidak boleh dilupakan, balasan lain yang akan diberikan Allah kepada mereka yang beristiqamah di dunia adalah rezeki yang banyak.

Sumber: IRIB

0 comments: