Thursday, March 18, 2010

Mengapa Gang Dolly Cuma Dirazia?

Sebenarnya judul asli artikel ini adalah "Kenapa Pengaman Obama 'Nyasar' di Gang Dolly".

Sebelumnya, kita baca dulu informasinya.

Seorang warga Amerika Serikat ditangkap saat razia pekerja seks komersial (PSK) dan lelaki hidung belang di pusat pelacuran Surabaya, Gang Dolly tadi malam, Rabu 17 Maret 2010.

Namun, lelaki tersebut dilepas karena mengaku sebagai pasukan Marinir AS dan bertugas mengamankan kedatangan Presiden Barack Obama.

"Dia menunjukan lencana, berlogo USS Navy [Angkatan Laut Amerika Serikat] dan kalung berbandul dua, satu bertuliskan inisial nama, 'K'," kata Kepala Bagian Operasi Polres Surabaya Selatan Komisaris Polisi Wahyu Wim kepada VIVAnews, Kamis 18 Maret 2010.

"Karena dia sama-sama petugas, apalagi ngaku pengaman Obama, kita lepas. Apalagi dia menunjukan sebagai anggota Marinir AS yang bertugas pengamanan Barack Obama," jelas dia.

Menurut salah satu orang yang menawarkan jasa di Gang Dolly,

Umar, lelaki asing itu tidak sendirian. "Kemarin ada empat orang. Nggak sekali ini saja, banyak bule yang ke Gang Dolly," tambah dia.

Orang-orang asing, jelas dia, sering ke Gang Lebar, masing di kawasan pelacuran Dolly. Di gang selebar enam meter itu banyak wisma-wisma primadona -- yang memajang perempuan-perempuan unggulan.

"Akeh, Mas , wongp-wong bule sing teka rene [banyak bule yang datang ke sini," tambah dia.

Apa kelebihan PSK primadona di Dolly? Menurut Umar, selain cantik-cantik, para PSK bersedia memberikan layanan apapun. "Tarifnya paling rendah Rp 125 ribu per jam," tambah dia.

Diperoleh keterangan, di tempat prostitusi itu, tentara AS itu sedang menikmati minuman keras dengan ditemani seorang wanita. Namun, tidak ada yang bisa memastikan apakah lelaki berpostur tubuh tegap itu sudah masuk kamar menyalurkan hasratnya atau tidak.

Terkait pelaksanaan Operasi Aman Nusa VII Semeru 2010, jajaran kepolisian di Jatim termasuk Surabaya terus melakukan razia. Meliputi penindakan dan pencegahan terjadinya premanisme, penyalahgunaan senjata tajam dan api, terorisme dan penyakit masyarakat.

Malam berikutnya razia kembali dilakukan, satu per satu cafe dan wisma diperiksa. Semua orang yang ada di lokalisasi Dolly diminta menunjukkan identitas diri serta digeledah barang bawaannya.

Sejumlah pemilik warung yang kedapatan menjual miras beralkohol diminta untuk melapor ke kantor polisi. Mereka adalah Udin (25) dan Sudir (30), pelayan cafe Davana Biru Cafe, Jamroni (20) dan Ahul (20) pelayan cafe Orange. Sementara Salim (26) dan Ali (24) pelayan cafe Galaxy; Tono (28) pelayan cafe Ungu; Surya (27) pelayan cafe Gubuk Derita dan Gondrong (30) pemilik warung kopi.sumber

Tak hanya Gang Dolly, di mana-mana, di Indonesia ini, tempat pelacuran cuma dirazia saja. Sudah tahu itu tempat maksiat, Mengapa tidak ditutup saja?

0 comments: